A. Prinsip Dasar PPGD
Dalam pelaksanaan PPGD
diperlukan prinsip P-A-T-U-T yang harus dimengerti, dipahami dan diamalkan.
·
P : Penolong menolong
dirinya sendiri
·
A : Amankan korban
·
T : Tandai tempat
kejadian
·
U : Usahakan hubungi tim
medis
·
T : Tindakan pertolongan
·
Mencegah maut /
menyelamatkan nyawa
·
Mencegah kondisi lebih
buruk / cacat
·
Menunjang penyembuhan
B. Sistematika Pertolongan
Pertama
PPGD atau P3K
Pertolongan Pertama adalah pemberian pertolongan segera kepada penderita sakit/cedera yang memerlukan penanganan medis dasar.
Tujuannya adalah untuk menyelamatkan jiwa penderita, mencegah cacat, memberikan rasa nyaman dan menunjang proses penyembuhan.
Sebagai seorang penolong hal-hal yang pertama kali harus dilakukan sewaktu menemukan korban adalah sebagai berikut:
a. Penilaian Keadaan
- Memperoleh gambaran umum tentang kejadian yang terjadi, yaitu kondisi korban saat itu, kemungkinan yang terjadi, cara mengatasi
- Keselamatan korban, dan penolong
- Mekanisme cedera
- Mengenali dan mengatasi gangguan yang mengancam korban
- Stabilkan korban
b. Penilaian Dini
- Kesan umum terjadi karena trauma, penyakit bawaan atau yang lainnya
- Respon yaitu untuk mengetahui korban itu sadar atau tidak. Ini dapat dilakukan dengan cara respon suara (si penolong melakukan tepuk tangan), menyentuh (menepuk pipi korban, mencubit tangan korban). Apablia korban tidak ada respon dapat dilakukan dengan cara membuka jalan napas dengan cara tekan dahi angkat dagu.
- Cek napas korban apakah masih ada atau tidak.
- Cek nadi korban ada atau tidak, normal atau tidak. Ini dilakukan pada leher, pergelangan tangan, lipatan paha selama 15 detik. Ferekuensi Nadi normal manusia dewasa 60-90 per menit.
c. Pemeriksaan Fisik
Dilakukan dengan melihat kondisi fisik korban/penderita pada bagian tubuh:
- Tulang tengkorak (dahi, pelipis, mata, hidung, pipi, kepala)
- Leher apakah ada kelainan (dengan menyamakan dengan leher si penolong)
- Tulang badan atas (bahu, selangka, dada, pinggang)
- Perut (apakah ada pendarahan di dalam)
- Tulang badan bawah (pinggul, tungkai atas, tungkai bawah, pergelangan kaki, punggung kaki, telapak kaki, jari kaki)
- Tangan (lengan atas, siku, lengan bawah, pergelangan tangan, punggung tangan, telapak tangan, jari tangan).
- Perubahan warna kulit
Tujuannya adalah apakah tidak ada pendarahan ataupun luka pada tubuh seperti tulang mencuat keluar, pendarahan, memar, terkilir dan lain sebagainya.
d. Riwayat Penderita
Setelah melakukan pemeriksaan dini lakukan dengan mencatat informasi tentang penderita dari kartu identitas yang ada pada korban, bertanya kepada orang sekitar (bila tidak sadar). Apabila sadar tanyakan kepada korban tentang keluhan korban, obat, makanan/minuman terakhir, penyakit, alergi yang dialami, kejadian.
e. Pemeriksaan Berkala
Pemeriksaan berkala dilakukan denga tujuan agar korban yang sudah ditolong tidak mengalami lagi keluhan atau gangguan dan mempermudah proses penyembuhan. Apabila korban sudah stabil pemeriksaan berkala dilakukan setiap 15 menit, tapi bila belum stabil maka dilkakukan tiap 5 menit.
Dalam pemeriksaan berkala hal yang dilakukan adalah;
- Melihat kembali jalan napas (napas, frekuensi napas)
- Frekuensi dan kualitas nadi
- Keadaan kulit
- Check secara teliti
- Pembalutan dan pembidaian
- Komunikasi dengan penderita
f. Pelaporan
Setelah semua hal diatas dilakukan maka buat segera catatan tentang:
- Kondisi korban (awal, setelah diobati)
- Kejadian yang terjadi
- Segera lapor kepada pihak terkait
- Polisi dengan menelpon 110
- Ambulance dengan menelpon 118
1. Luka berdasarkan sebabnya
a. Luka iris
b. Luka gigitan
c. Luka gores
d. Luka bakar
e. Luka tusuk
f. Luka akibat bahan kimia
2. Luka berdasarkan tempat luka tersebut
a. Luka dalam
b. Luka luar
Cara pertolongan terhadap luka
a. Hentikan pendarahan
b. Usapkan obat merah atau yodium
c. Berilah Sulfatilamide podwer dan jangan sampai kena air
d. Tutuplah dengan kain kasa yang kering dan steril
Penyakit menular
1. Malaria
Penyebab plasmodium oleh nyamuk anopheles. Jenisnya malaria tropicana dan tertiana serta quartana
2. Demam berdarah
Penyebabnya adalah virus dengue yang dibawa oleh nyamuk aides aigepti
3. Tipes
Penularan melalui makanan dan minuman. Penderita ini harus banyak makan dan minaum serta istirahat yang cukup
4. kolera
penyebab bakteri kolera. Penularan melalui makanan dan minuman
5. Influenza
Penularan melalui pernapasan
6. Cacar
Penularan melalui pernapasan dan sentuhan. Dapat menyebabkan kematian
7. Aids
Disebabkan oleh virus HIV dan penularannya melalui suntikan, hubungan seks, transfusi darah dll.
Pengobatan Tradisional
Jenis ramuan atau bahan tradisional yang berkhasiat
a. Air teh kental untuk pusing atau sakit kepala
b. Air kelapa untuk demam dan sakit tenggorokan
c. Air jahe untuk perut kembung
d. Air buah sawo muda untuk diare
e. Air pisang kluthuk untuk diare
f. Asem untuk sakit tenggorokan
g. Belimbing manis untuk sariawan
h. Belimbing wuluh untuk tekanan darah tinggi dan obat batuk
i. Biji dukuh untuk disentri
j. Jambu batu untuk sakit perut
k. Jeruk bali untuk sakit tenggorokan
l. Jeruk nipis untuk mual dan sakit tenggorokan
m. Kangkung untuk wasir
n. Daun karet untuk obat bisul
o. Ketela pohon atau singkong untuk penyakit beri – beri
p. Mentimun untuk kulit dan menurunkan demam
q. Kumis kucing untuk kencing batu dan ginjal
r. Melati untuk obat cuci mata
s. Putri malu untuk diare
t. Akar Rumput teki untuk diare, sakit perut
u. Sirih untuk sariawan dan mimisan
v. Tembakau untuk obat penenang dan keracunan
w. Temulawak untuk pencernaan
Membuat Dragbar
Kebutuhan :
1. Tongkat Pramuka (160 cm) : 2 buah
2. Palang ukuran pjg. 60 cm : 2 buah
3. Tali ukuran pjg. 4 m : 4 buah
4. Tali ukuran pjg. 12 m : 1 buah
5. Selimut : 1 buah
P3K patah tulang
1) Tanda-tanda patah tulang
a) Penderita tidak dapat menggerakkan bagian yang luka
c) Ada rasa nyeri kalau digerakkan
d) Kulit tidak terasa kalau disentuh
e) Pembengkakkan dan warna biru di sekitar kulit yang luka
2) Pedoman umum pertolongan pertama terhadap patah tulang
a) Pada umumnya patah tulang tidak pernah sebagai kasus darurat yang membutuhkan pertolongan segera, kecuali demi penyelamatan jiwa korban. Sebaiknya jangan menggerakkan atau mengganggu penderita, tunggu saja sampai dokter atau ambulans datang.
b) Kalau korban harus dipindahkan dari tempat yang membahayakan, pindahkan korban dengan cara menarik tungkai atau ketiaknya, sedang tarikannya harus searah dengan sumbu panjang badan
c) Kemudian lakukan memeriksa apakah ada luka-luka lainnya :
- hentikan pendarahan serius yang terjadi
- usahakan korban terhindar dari hambatan pernapasan
- upayakan lalu lintas udara tetap lancer
- jika diperlukan buatlah nafas buatan
- jangan meletakkan bantal di bawah kepala, tapi letakkanlah di kiri kanan kepala untuk menjaga agar leher tidak bergerak
d) Kalau bantuan medis terlambat, sedang penderita harus diangkat, jangan mencoba memperbaiki letak tulang.
Pasanglah selalu pembelat (bidai) sebelum menggerakkan atau mengangkat penderita.
3) Macam-macam patah tulang dan pertolongan pertamanya
a) Patah lengan bawah Pergelangan Tangan
• Letakkan perlahan-lahan lengan bawah tersebut ke dada hingga lengan membentuk sudut 90 derajat dengan lengan atas, sedang telapak tangan rata di dada
• Siapkan 2 pembelat ( bidai ) yang dilengkapi dengan kain pengempuk, satu untuk membelat bagian dalam, sedang yang lain untuk membelat bagian luar
• Usahakan pembelat merentang dari siku sampai ke punggung jemari
• Aturlah gendongan tangan ke leher sedemikian rupa sehingga ketinggian ujung-ujung jari hanya 7,5-10 cm dari siku
Patah Tulang lengan Atas (siku ke bahu)
• Letakkan lengan bawah di dada dengan telapak tangan menempel perut
• Pasang satu pembelat (bidai) yang sudah berlapis bahan empuk di sebelah luar lengan dan ikatlah dengan 2 carik kain di atas dan di bawah bagian yang patah
• Buatlah gendongan ke leher, tempelkan ke lengan atas yang patah ke tubuh dengan handuk atau kain yang melingkari dada dan belatan (bidai)
c) Patah Tulang Lengan Bawah
Letakkan pembelat (bidai) berlapis di bawah telapak tangan, dari dekat siku sampai lewat ujung jemari.
d) Patah Tulang di paha
• Patah tulang di paha sangat berbahaya, tanggulangi shok dulu dan segera panggil dokter
• Luruskan tungkai dan tarik ke posisi normal
• Siapkan 7 pembalut panjang dan lebar
• Gunakan 2 pembelat papan lebar 10-15 cm yang dilapisi dengan kain empuk
• Panjang pembelat untuk bagian luar harus merentang dari ketiak sampai lutut, sedangkan pembelat untuk bagian dalam sepanjang dari pangkal paha sampai ke lutut.
f. Pembalut dan Pembalutan
1) Pembalut
Macam-macam pembalut :
a) Pembalut kasa gulung
b) Pembalut kasa perekat
c) Pembalut penekan
d) Kasa penekan steril (beraneka ukuran)
e) Gulungan kapas
f) Pembalut segi tiga (mitella)
2) Pembalutan
a) Pembalutan segitiga pada kepala, kening
b) Pembalutan segitiga untuk ujung tangan atau kaki
c) Pembungkus segitiga untuk membuat gendungan tangan
d) Membalut telapak tangan dengan pembalut dasi
e) Pembalutan spiral pada tangan
f) Pembalutan dengan perban membentuk angka 8 ke tangan atau pergelangan tangan yang cidera.
2. Jauhkan atau hindarkan korban dari kecelakaan berikutnya.
3. Perhatikan pernafasan dan denyut jantung korban.
4. Pendarahan.
5. Perhatikan tanda-tanda shock.
6. Jangan memindahkan korban secara terburu-buru.
7. Segera transportasikan korban ke sentral pengobatan.
C. Posisi Mantap
Tujuan
posisi miring mantap :
1.
Mencegah terjadinya aspirasi
2.
Memberikan posisi yang
stabil terhadap korban agar kita bisa menolong korban lainnya (jika korban
berjumlah lebih dari satu)
Prosedur memberikan
posisi miring mantap :
1.
Korban tidur terlentang
pada posisi supine, penolong berlutut di sisi kanan korban
2.
Tangan kanan korban
diluruskan di sisi kepala korban.
3.
Tangan kiri korban
ditekuk menyilang dada hingga posisi telapak tangan berada dibahu kanan korban.
4.
Lutut kaki kiri korban
ditekuk ke kanan
5.
Posisi tangan kiri
penolong di bahu kiri korban, tangan kanan penolong di lipatan lutut kiri
korban
6.
Tarik korban dengan
kedua tangan bersamaan ke kanan hingga korban miring kanan (90 derajat) tahan
badan korban dengan kedua kaki penolong agar korban tidak terguling.
7.
Secara pelan-pelan
miringkan lagi tubuh korban (disangga oleh kedua paha penolong) hingga korban
berada pada posisi miring.
8.
Cek kembali nadi karotis
dan pernafasan korban,
jika masih ada baru korban bisa ditinggalkan
9.
Evaluasi kembali nadi
dan pernafasan korban hingga petugas ambulans datang.
Jika pada suatu keadaan
ditemukan korban dengan penilaian dini terdapat gangguan
tersumbatnya jalan nafas, tidak ditemukan adanya nafas
dan atau tidak ada nadi, maka penolong harus segera melakukan
tindakan yang dinamakan dengan istilah BANTUAN HIDUP DASAR (BHD).
Bantuan hidup dasar
terdiri dari beberapa cara sederhana yang dapat membantu mempertahankan hidup
seseorang untuk sementara. Beberapa cara sederhana tersebut adalah bagaimana
menguasai dan membebaskan jalan nafas, bagaimana memberikan bantuan penafasan dan
bagaimana membantu mengalirkan darah ke tempat yang penting dalam tubuh korban,
sehingga pasokan oksigen ke otak terjaga untuk mencegah matinya sel otak.
Penilaian dan perawatan
yang dilakukan pada bantuan hidup dasar sangat penting guna melanjutkan ketahapan
selanjutnya. Hal ini harus dilakukan secara cermat dan terus menerus termasuk
terhadap tanggapan korban pada proses pertolongan.
Bila tindakan ini
dilakukan sebagai kesatuan yang lengkap maka tindakan ini dikenal dengan
istilah RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP).
Untuk memudahkan
pelaksanaannya maka digunakan akronim A- B – C yang berlaku
universal.
A = Airway
control atau penguasaan jalan nafas
B = Breathing
Support atau bantuan pernafasan
C = Circulatory
Support atau bantuan sirkulasi lebih dikenal dengan Pijatan Jantung Luar
dan menghentikan perdarahan besar
Setiap tahap ABC pada
RJP diawali dengan fase penilaian :
penilaian respons, pernafasan dan nadi.
penilaian respons, pernafasan dan nadi.
Airway
Control (Penguasaan Jalan Nafas)
Bila tidak ditemukan
respons pada korban maka langkah selanjutnya adalah penolong menilai pernafasan
korban apakah cukup adekuat? Untuk menilainya maka korban harus dibaringkan
terlentang dengan jalan nafas terbuka.
Airway
Control
|
Lidah paling sering
menyebabkan sumbatan jalan nafas pada kasus-kasus korban dewasa tidak ada
respons, karena pada saat korban kehilangan kesadaran otot-otot akan menjadi
lemas termasuk otot dasar lidah yang akan jatuh ke belakang sehingga jalan
nafas jadi tertutup. Penyebab lainnya adalah adanya benda asing terutama pada
bayi dan anak.
Penguasan jalan nafas
merupakan prioritas pada semua korban. Prosedurnya sangat bervariasi mulai dari
yang sederhana sampai yang paling rumit dan penanganan bedah. Tindakan-tindakan
yang lain kecil peluangnya untuk berhasil bila jalan nafas korban masih
terganggu.
Beberapa cara yang
dikenal dan sering dilakukan untuk membebaskan jalan nafas
a.
Angkat Dagu Tekan Dahi :
Teknik ini dilakukan
pada korban yang tidak mengalami trauma pada kepala, leher maupun
tulang belakang.
b.
Perasat Pendorongan Rahang Bawah (Jaw Thrust Maneuver)
teknik ini digunakan
sebagai pengganti teknik angkat dagu tekan dahi. Teknik ini sangat sulit
dilakukan tetapi merupakan teknik yang aman untuk membuka
jalan nafas bagi korban yang mengalami trauma pada tulang belakang.
Dengan teknik ini, kepala dan leher korban dibuat dalam posisi alami / normal.
Ingat
: Teknik ini hanya untuk korban yang mengalami trauma tulang belakang atau
curiga trauma tulang belakang
Pemeriksaan
Jalan Nafas
Setelah jalan nafas
terbuka, maka periksalah jalan nafas karena terbukanya jalan nafas dengan baik
dan bersih sangat diperlukan untuk pernafasan adekuat. Keadaan jalan nafas
dapat ditentukan bila korban sadar, respon dan dapat berbicara dengan penolong.
Perhatikan pengucapannya apakah baik atau terganggu, dan hati-hati memberikan penilaian untuk korban dengan gangguan mental.
Untuk korban yang disorientasi, merasa mengambang, bingung atau tidak respon harus diwaspadai kemungkinan adanya darah, muntah atau cairan liur berlebihan dalam saluran nafas. Cara ini lebih lanjut akan diterangkan pada halaman cara pemeriksaan jalan nafas.
Perhatikan pengucapannya apakah baik atau terganggu, dan hati-hati memberikan penilaian untuk korban dengan gangguan mental.
Untuk korban yang disorientasi, merasa mengambang, bingung atau tidak respon harus diwaspadai kemungkinan adanya darah, muntah atau cairan liur berlebihan dalam saluran nafas. Cara ini lebih lanjut akan diterangkan pada halaman cara pemeriksaan jalan nafas.
C.
Membersihkan Jalan Nafas
– Posisi Pemulihan
Bila korban dapat
bernafas dengan baik dan tidak ada kecurigaan adanya cedera leher, tulang
punggung atau cedera lainnya yang dapat bertambah parah akibat tindakan ini
maka letakkan korban dalam posisi pemulihan atau dikenal dengan istilah posisi miring mantap.
Posisi ini berguna untuk
mencegah sumbatan dan jika ada cairan maka cairan akan mengalir melalui mulut
dan tidak masuk ke dalam saluran nafas.
– Sapuan Jari
Teknik hanya dilakukan untuk penderita yang tidak sadar, penolong menggunakan jarinya untuk membuang benda yang mengganggu jalan nafas.
Teknik hanya dilakukan untuk penderita yang tidak sadar, penolong menggunakan jarinya untuk membuang benda yang mengganggu jalan nafas.
BREATHING
SUPPORT (BANTUAN PERNAFASAN)
Bila pernafasan
seseorang terhenti maka penolong harus berupaya untuk memberikan bantuan
pernafasan.
Teknik yang digunakan
untuk memberikan bantuan pernafasan yaitu:
a. Menggunakan mulut
penolong:
1. Mulut ke masker RJP
2. Mulut ke APD
3. Mulut ke mulut /
hidung
CIRCULATORY
SUPPORT (Bantuan Sirkulasi)
Tindakan paling penting pada bantuan sirkulasi adalah Pijatan Jantung Luar. Pijatan Jantung Luar dapat dilakukan mengingat sebagian besar jantung terletak diantara tulang dada dan tulang punggung sehingga penekanan dari luar dapat menyebabkan terjadinya efek pompa pada jantung yang dinilai cukup untuk mengatur peredaran darah minimal pada keadaan mati klinis.
Tindakan paling penting pada bantuan sirkulasi adalah Pijatan Jantung Luar. Pijatan Jantung Luar dapat dilakukan mengingat sebagian besar jantung terletak diantara tulang dada dan tulang punggung sehingga penekanan dari luar dapat menyebabkan terjadinya efek pompa pada jantung yang dinilai cukup untuk mengatur peredaran darah minimal pada keadaan mati klinis.
Penekanan dilakukan pada
garis tengah tulang dada 2 jari di atas permukaan lengkung iga kiri dan kanan.
Kedalaman penekanan disesuaikan dengan kelompok usia penderita.
– Dewasa : 4 – 5 cm
– Anak dan bayi : 3 – 4 cm
– Bayi : 1,5 – 2,5 cm
– Dewasa : 4 – 5 cm
– Anak dan bayi : 3 – 4 cm
– Bayi : 1,5 – 2,5 cm
Secara umum dapat
dikatakan bahwa bila jantung berhenti berdenyut maka pernafasan akan langsung
mengikutinya, namun keadaan ini tidak berlaku sebaliknya. Seseorang mungkin
hanya mengalami kegagalan pernafasan dengan jantung masih berdenyut, akan
tetapi dalam waktu singkat akan diikuti henti jantung karena kekurangan
oksigen.
Pada saat terhentinya
kedua sistem inilah seseorang dinyatakan sebagai mati klinis. Berbekal
pengertian di atas maka selanjutnya dilakukan tindakan Resusitasi Jantung
Paru.
E. PENGENALAN OBAT-OBATAN
OBAT LUAR
1. Rivanol
2. Plester
3. Betadine
4. Minyak kayu putih
5. Alkohol
6. Tetes mata
7. Bioplasenton
8. Counterpain
9. Kapas
10. Pembalut
11. Oxycan
2. Plester
3. Betadine
4. Minyak kayu putih
5. Alkohol
6. Tetes mata
7. Bioplasenton
8. Counterpain
9. Kapas
10. Pembalut
11. Oxycan
OBAT DALAM
1. CTM
2. Paracetamol/Antalgin
3. Norit & Susu
4. Promag
5. Napacin
6. Enterostop
7. Feminax
2. Paracetamol/Antalgin
3. Norit & Susu
4. Promag
5. Napacin
6. Enterostop
7. Feminax
Pembalut
dan Pembalutan1) PembalutMacam-macam
pembalut :a) Pembalut kasa gulungb) Pembalut kasa perekatc) Pembalut penekand)
Kasa penekan steril (beraneka ukuran)
e) Gulungan kapas
f) Pembalut segi tiga
(mitella)
2) Pembalutan
a) Pembalutan segitiga
pada kepala, kening
b) Pembalutan segitiga
untuk ujung tangan atau kaki
c) Pembungkus segitiga
untuk membuat gendungan tangan
d) Membalut telapak
tangan dengan pembalut dasi
e) Pembalutan spiral
pada tangan
f) Pembalutan dengan
perban membentuk angka 8 ke tangan atau pergelangan tangan yang cidera.
2. Budaya Hidup Sehat
Dalam kehidupan
sehari-hari pramuka hendaknya memiliki budaya hidup sehat, dengan jalan
mendidik agar mereka dibiasakan untuk :
1) Selalu menjaga
kebersihan badan, misalnya pemeliharaan kuku, tangan, kaki, pentingnya mandi,
pemeliharaan gigi, dsb.
2) Menjaga dan
menciptakan kesegaran jasmani dan kesehatan badan, dengan jalan : secara rutin
melaksanakan senam pagi, jogging, melatih pernapasan, minum air putih, dsb.
3) Menjaga ketahan
tubuh, ketrampilan dan ketangkasan jasmani dengan berolahraga, mendaki gunung,
berenang, terbang laying, dsb.
4) Menjaga kebesihan
makanan dan minuman, serta meningkatkan pengetahuan tentang gizi.
5) Selalu menciptakan
kebersihan rumah dan peralatannya, kebersihan perkemahan pada saat berkemah
6) Memahami berbagai
macam penyakit dan penanggulangannya.
e. P3K patah tulang
e. P3K patah tulang
1) Tanda-tanda patah
tulang
b) Bentuk bagian yang
terkena tampak tidak normal
c) Ada rasa nyeri kalau
digerakkan
d) Kulit tidak terasa
kalau disentuh
e) Pembengkakkan dan
warna biru di sekitar kulit yang luka
2) Pedoman umum pertolongan
pertama terhadap patah tulang
a) Pada umumnya patah
tulang tidak pernah sebagai kasus darurat yang membutuhkan pertolongan segera,
kecuali demi penyelamatan jiwa korban. Sebaiknya jangan menggerakkan atau
mengganggu penderita, tunggu saja sampai dokter atau ambulans datang.
b) Kalau korban harus
dipindahkan dari tempat yang membahayakan, pindahkan korban dengan cara menarik
tungkai atau ketiaknya, sedang tarikannya harus searah dengan sumbu panjang
badan
c) Kemudian lakukan
memeriksa apakah ada luka-luka lainnya :
– hentikan pendarahan
serius yang terjadi
– usahakan korban
terhindar dari hambatan pernapasan
– upayakan lalu lintas
udara tetap lancer
– jika diperlukan
buatlah nafas buatan
– jangan meletakkan
bantal di bawah kepala, tapi letakkanlah di kiri kanan kepala untuk menjaga
agar leher tidak bergerak
d) Kalau bantuan medis
terlambat, sedang penderita harus diangkat, jangan mencoba memperbaiki letak
tulang.
Pasanglah selalu
pembelat (bidai) sebelum menggerakkan atau mengangkat penderita.
3) Macam-macam patah
tulang dan pertolongan pertamanya
a) Patah lengan bawah
Pergelangan Tangan
• Letakkan perlahan-lahan lengan bawah tersebut
ke dada hingga lengan membentuk sudut 90 derajat dengan lengan atas, sedang
telapak tangan rata di dada
• Siapkan 2 pembelat (
bidai ) yang dilengkapi dengan kain pengempuk, satu untuk membelat bagian
dalam, sedang yang lain untuk membelat bagian luar
• Usahakan pembelat
merentang dari siku sampai ke punggung jemari
• Aturlah gendongan
tangan ke leher sedemikian rupa sehingga ketinggian ujung-ujung jari hanya
7,5-10 cm dari siku
Patah Tulang lengan Atas
(siku ke bahu)
Saturday, September 13, 2014
PPGD atau P3K
Pertolongan Pertama adalah pemberian pertolongan segera kepada penderita sakit/cedera yang memerlukan penanganan medis dasar.
Tujuannya adalah untuk menyelamatkan jiwa penderita, mencegah cacat, memberikan rasa nyaman dan menunjang proses penyembuhan.
Sebagai seorang penolong hal-hal yang pertama kali harus dilakukan sewaktu menemukan korban adalah sebagai berikut:
a. Penilaian Keadaan
- Memperoleh gambaran umum tentang kejadian yang terjadi, yaitu kondisi korban saat itu, kemungkinan yang terjadi, cara mengatasi
- Keselamatan korban, dan penolong
- Mekanisme cedera
- Mengenali dan mengatasi gangguan yang mengancam korban
- Stabilkan korban
b. Penilaian Dini
- Kesan umum terjadi karena trauma, penyakit bawaan atau yang lainnya
- Respon yaitu untuk mengetahui korban itu sadar atau tidak. Ini dapat dilakukan dengan cara respon suara (si penolong melakukan tepuk tangan), menyentuh (menepuk pipi korban, mencubit tangan korban). Apablia korban tidak ada respon dapat dilakukan dengan cara membuka jalan napas dengan cara tekan dahi angkat dagu.
- Cek napas korban apakah masih ada atau tidak.
- Cek nadi korban ada atau tidak, normal atau tidak. Ini dilakukan pada leher, pergelangan tangan, lipatan paha selama 15 detik. Ferekuensi Nadi normal manusia dewasa 60-90 per menit.
c. Pemeriksaan Fisik
Dilakukan dengan melihat kondisi fisik korban/penderita pada bagian tubuh:
- Tulang tengkorak (dahi, pelipis, mata, hidung, pipi, kepala)
- Leher apakah ada kelainan (dengan menyamakan dengan leher si penolong)
- Tulang badan atas (bahu, selangka, dada, pinggang)
- Perut (apakah ada pendarahan di dalam)
- Tulang badan bawah (pinggul, tungkai atas, tungkai bawah, pergelangan kaki, punggung kaki, telapak kaki, jari kaki)
- Tangan (lengan atas, siku, lengan bawah, pergelangan tangan, punggung tangan, telapak tangan, jari tangan).
- Perubahan warna kulit
Tujuannya adalah apakah tidak ada pendarahan ataupun luka pada tubuh seperti tulang mencuat keluar, pendarahan, memar, terkilir dan lain sebagainya.
d. Riwayat Penderita
Setelah melakukan pemeriksaan dini lakukan dengan mencatat informasi tentang penderita dari kartu identitas yang ada pada korban, bertanya kepada orang sekitar (bila tidak sadar). Apabila sadar tanyakan kepada korban tentang keluhan korban, obat, makanan/minuman terakhir, penyakit, alergi yang dialami, kejadian.
e. Pemeriksaan Berkala
Pemeriksaan berkala dilakukan denga tujuan agar korban yang sudah ditolong tidak mengalami lagi keluhan atau gangguan dan mempermudah proses penyembuhan. Apabila korban sudah stabil pemeriksaan berkala dilakukan setiap 15 menit, tapi bila belum stabil maka dilkakukan tiap 5 menit.
Dalam pemeriksaan berkala hal yang dilakukan adalah;
- Melihat kembali jalan napas (napas, frekuensi napas)
- Frekuensi dan kualitas nadi
- Keadaan kulit
- Check secara teliti
- Pembalutan dan pembidaian
- Komunikasi dengan penderita
f. Pelaporan
Setelah semua hal diatas dilakukan maka buat segera catatan tentang:
- Kondisi korban (awal, setelah diobati)
- Kejadian yang terjadi
- Segera lapor kepada pihak terkait
- Polisi dengan menelpon 110
- Ambulance dengan menelpon 118
1. Luka berdasarkan sebabnya
a. Luka iris
b. Luka gigitan
c. Luka gores
d. Luka bakar
e. Luka tusuk
f. Luka akibat bahan kimia
2. Luka berdasarkan tempat luka tersebut
a. Luka dalam
b. Luka luar
Cara pertolongan terhadap luka
a. Hentikan pendarahan
b. Usapkan obat merah atau yodium
c. Berilah Sulfatilamide podwer dan jangan sampai kena air
d. Tutuplah dengan kain kasa yang kering dan steril
Penyakit menular
1. Malaria
Penyebab plasmodium oleh nyamuk anopheles. Jenisnya malaria tropicana dan tertiana serta quartana
2. Demam berdarah
Penyebabnya adalah virus dengue yang dibawa oleh nyamuk aides aigepti
3. Tipes
Penularan melalui makanan dan minuman. Penderita ini harus banyak makan dan minaum serta istirahat yang cukup
4. kolera
penyebab bakteri kolera. Penularan melalui makanan dan minuman
5. Influenza
Penularan melalui pernapasan
6. Cacar
Penularan melalui pernapasan dan sentuhan. Dapat menyebabkan kematian
7. Aids
Disebabkan oleh virus HIV dan penularannya melalui suntikan, hubungan seks, transfusi darah dll.
Pengobatan Tradisional
Jenis ramuan atau bahan tradisional yang berkhasiat
a. Air teh kental untuk pusing atau sakit kepala
b. Air kelapa untuk demam dan sakit tenggorokan
c. Air jahe untuk perut kembung
d. Air buah sawo muda untuk diare
e. Air pisang kluthuk untuk diare
f. Asem untuk sakit tenggorokan
g. Belimbing manis untuk sariawan
h. Belimbing wuluh untuk tekanan darah tinggi dan obat batuk
i. Biji dukuh untuk disentri
j. Jambu batu untuk sakit perut
k. Jeruk bali untuk sakit tenggorokan
l. Jeruk nipis untuk mual dan sakit tenggorokan
m. Kangkung untuk wasir
n. Daun karet untuk obat bisul
o. Ketela pohon atau singkong untuk penyakit beri – beri
p. Mentimun untuk kulit dan menurunkan demam
q. Kumis kucing untuk kencing batu dan ginjal
r. Melati untuk obat cuci mata
s. Putri malu untuk diare
t. Akar Rumput teki untuk diare, sakit perut
u. Sirih untuk sariawan dan mimisan
v. Tembakau untuk obat penenang dan keracunan
w. Temulawak untuk pencernaan
Membuat Dragbar
Kebutuhan :
1. Tongkat Pramuka (160 cm) : 2 buah
2. Palang ukuran pjg. 60 cm : 2 buah
3. Tali ukuran pjg. 4 m : 4 buah
4. Tali ukuran pjg. 12 m : 1 buah
5. Selimut : 1 buah
P3K patah tulang
1) Tanda-tanda patah tulang
a) Penderita tidak dapat menggerakkan bagian yang luka
c) Ada rasa nyeri kalau digerakkan
d) Kulit tidak terasa kalau disentuh
e) Pembengkakkan dan warna biru di sekitar kulit yang luka
2) Pedoman umum pertolongan pertama terhadap patah tulang
a) Pada umumnya patah tulang tidak pernah sebagai kasus darurat yang membutuhkan pertolongan segera, kecuali demi penyelamatan jiwa korban. Sebaiknya jangan menggerakkan atau mengganggu penderita, tunggu saja sampai dokter atau ambulans datang.
b) Kalau korban harus dipindahkan dari tempat yang membahayakan, pindahkan korban dengan cara menarik tungkai atau ketiaknya, sedang tarikannya harus searah dengan sumbu panjang badan
c) Kemudian lakukan memeriksa apakah ada luka-luka lainnya :
- hentikan pendarahan serius yang terjadi
- usahakan korban terhindar dari hambatan pernapasan
- upayakan lalu lintas udara tetap lancer
- jika diperlukan buatlah nafas buatan
- jangan meletakkan bantal di bawah kepala, tapi letakkanlah di kiri kanan kepala untuk menjaga agar leher tidak bergerak
d) Kalau bantuan medis terlambat, sedang penderita harus diangkat, jangan mencoba memperbaiki letak tulang.
Pasanglah selalu pembelat (bidai) sebelum menggerakkan atau mengangkat penderita.
3) Macam-macam patah tulang dan pertolongan pertamanya
a) Patah lengan bawah Pergelangan Tangan
• Letakkan perlahan-lahan lengan bawah tersebut ke dada hingga lengan membentuk sudut 90 derajat dengan lengan atas, sedang telapak tangan rata di dada
• Siapkan 2 pembelat ( bidai ) yang dilengkapi dengan kain pengempuk, satu untuk membelat bagian dalam, sedang yang lain untuk membelat bagian luar
• Usahakan pembelat merentang dari siku sampai ke punggung jemari
• Aturlah gendongan tangan ke leher sedemikian rupa sehingga ketinggian ujung-ujung jari hanya 7,5-10 cm dari siku
Patah Tulang lengan Atas (siku ke bahu)
• Letakkan lengan bawah di dada dengan telapak tangan menempel perut
• Pasang satu pembelat (bidai) yang sudah berlapis bahan empuk di sebelah luar lengan dan ikatlah dengan 2 carik kain di atas dan di bawah bagian yang patah
• Buatlah gendongan ke leher, tempelkan ke lengan atas yang patah ke tubuh dengan handuk atau kain yang melingkari dada dan belatan (bidai)
c) Patah Tulang Lengan Bawah
Letakkan pembelat (bidai) berlapis di bawah telapak tangan, dari dekat siku sampai lewat ujung jemari.
d) Patah Tulang di paha
• Patah tulang di paha sangat berbahaya, tanggulangi shok dulu dan segera panggil dokter
• Luruskan tungkai dan tarik ke posisi normal
• Siapkan 7 pembalut panjang dan lebar
• Gunakan 2 pembelat papan lebar 10-15 cm yang dilapisi dengan kain empuk
• Panjang pembelat untuk bagian luar harus merentang dari ketiak sampai lutut, sedangkan pembelat untuk bagian dalam sepanjang dari pangkal paha sampai ke lutut.
f. Pembalut dan Pembalutan
1) Pembalut
Macam-macam pembalut :
a) Pembalut kasa gulung
b) Pembalut kasa perekat
c) Pembalut penekan
d) Kasa penekan steril (beraneka ukuran)
e) Gulungan kapas
f) Pembalut segi tiga (mitella)
2) Pembalutan
a) Pembalutan segitiga pada kepala, kening
b) Pembalutan segitiga untuk ujung tangan atau kaki
c) Pembungkus segitiga untuk membuat gendungan tangan
d) Membalut telapak tangan dengan pembalut dasi
e) Pembalutan spiral pada tangan
f) Pembalutan dengan perban membentuk angka 8 ke tangan atau pergelangan tangan yang cidera.
• Letakkan lengan bawah
di dada dengan telapak tangan menempel perut
• Pasang satu pembelat
(bidai) yang sudah berlapis bahan empuk di sebelah luar lengan dan ikatlah
dengan 2 carik kain di atas dan di bawah bagian yang patah
• Buatlah gendongan ke
leher, tempelkan ke lengan atas yang patah ke tubuh dengan handuk atau kain yang
melingkari dada dan belatan (bidai)
c) Patah Tulang Lengan
Bawah
Letakkan pembelat
(bidai) berlapis di bawah telapak tangan, dari dekat siku sampai lewat ujung
jemari.
d) Patah Tulang di paha
• Patah tulang di paha
sangat berbahaya, tanggulangi shok dulu dan segera panggil dokter
• Luruskan tungkai dan
tarik ke posisi normal
• Siapkan 7 pembalut
panjang dan lebar
• Gunakan 2 pembelat
papan lebar 10-15 cm yang dilapisi dengan kain empuk
• Panjang pembelat untuk
bagian luar harus merentang dari ketiak sampai lutut, sedangkan pembelat untuk
bagian dalam sepanjang dari pangkal paha sampai ke lutut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar